Roh kudus ialah suatu bentukt kasih Tuhan kepada manusia, Ia memberikan rohnya sendiri kepada manusia. Wow banget kan kasih Tuhan begitu besar... ada baiknya juga kita mengetahui siapa itu roh kudus.
ROH KUDUS ADALAH TUHAN
Roh Kudus adalah Tuhan, salah satu Oknum dalam Tritunggal. Alkitab jelas sekali mensejajarkan kedudukan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak (Mat 28:19; 2 Kor 13:14). Perjanjian Lama juga menekankan Roh Kudus sebagai Yahweh (Yer 31:31-34). Menghujat Roh Kudus sama dengan menghujat Tuhan (Mat 12:31-32; Kis 5:3-4).
Sebutan-sebutan Roh Kudus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan. Roh Kudus disebut sebagai Roh Yesus (Kis 16:7). Roh Kudus juga disebut sebagai Roh Allah kita (1 Kor 6:11). Pengertian Seorang Penolong yang lain juga menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Oknum dari Trinitas (Yoh 14:16).
Sifat-sifat Roh Kudus membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. Sifat-sifat Roh Kudus itu adalah Mahatahu (Yes 40:13; 1 Kor 2:12), Mahahadir (Mzm 139:7), dan Mahakuasa (Ayb 33:4; Mzm 104:30).
Tindakan-tindakan Roh Kudus juga membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan karena Dia melakukan tindakan-tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh Tuhan. Pertama, Roh Kudus menyebabkan terjadinya kelahiran Mesias lewat perawan Maria (Luk 1:35). Kedua, Roh Kudus memberikan ilham kepada para penulis Kitab Suci (2 Ptr 1:21). Ketiga, Roh Kudus terlibat dalam penciptaan dunia (Kej 1:2).
KARYA ROH KUDUS
Karya Roh Kudus dalam diri manusia, tahapan-tahapannya adalah, pertama, meyakinkan (convicting) manusia akan dosa, hukuman, dan keselamatan (Yoh 16:8-11). Kedua, Roh Kudus melahirkan kembali sehingga manusia mendapatkan kodrat baru (Tit 3:5). Ketiga, Roh Kudus membaptiskan orang percaya (1 Kor 12:13). Keempat, Roh Kudus memeteraikan (2 Kor 1:22). Kelima, Roh Kudus mendiami orang percaya (1 Kor 6:19). Keenam, Roh Kudus memenuhi orang percaya (Ef 5:18).
ROH KUDUS ADALAH PRIBADI TUHAN
Berbicara tentang Roh Kudus, sebagian orang Kristen sering tidak menghargai-Nya sebagai Pribadi. Kita hanya sebatas “aku percaya Roh Kudus”, titik. Atau, cenderung hanya mengkaitkannya dengan masalah kuasa, mujizat, dan tanda-tanda ajaib. Jika kita memperlakukan Roh Kudus sebagai Pribadi, kita akan menyapa-Nya, menyembah-Nya, berdialog dengan-Nya, menjaga hati-Nya supaya tidak berduka, dan seterusnya. Demikian juga Dia akan memperlakukan kita sebagai Pribadi: menjamah kita, menyapa kita, berbicara kepada kita, berdialog dengan kita, dan seterusnya.
Roh Kudus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat suatu Pribadi. Roh Kudus memiliki kecerdasan (1 Kor 2:10-11), pikiran (Rom 8:27), dan bisa mengajar manusia (1 Kor 2:13). Roh Kudus menyatakan perasaan, dapat berdukacita karena dosa kita (Ef 4:30). Roh Kudus juga mempunyai kehendak, misalnya membagi-bagikan karunia kepada kita (1 Kor 12:11) dan memimpin aktivitas orang percaya (Kis16:6-11).
Roh Kudus juga melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi. Dia memimpin kita ke dalam kebenaran dengan cara mendengar, berbicara, dan menunjukkan (Yoh 16:13). Dia meyakinkan akan dosa (Yoh 16:8). Dia melakukan mujizat-mujizat (Kis 8:39). Dia juga berdoa syafaat (Rom 8:26).
Sebagai Pribadi, Roh Kudus menerima segala perlakuan yang hanya bisa diberikan kepada suatu Pribadi. Dia adalah Oknum yang harus ditaati (Kis 10:19-21). Dia dapat dibohongi (Kis 5:3), dapat ditentang (Kis 7:51), dapat dibuat berdukacita (Ef 4:30), dapat dihujat (Mat 12:21), dapat dihina (Ibr 10:29).
ROH KUDUS BERBICARA
Orang percaya seharusnya tidak pernah kekurangan tuntunan/pimpinan illahi. Pemazmur menulis: ”Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku…. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya” (Mzm 23;1-3). Artinya, karena Ia adalah gembala maka kita tidak akan kekurangan. Dalam hal apa kita tidak akan berkekurangan? Salah satunya dalah hal menerima tuntunan dari Tuhan.
Tuhan tidak kekurangan cara untuk menuntun kita, untuk berbicara kepada kita. Beberapa cara yang sering dipakainya adalah, pertama, melalui kesaksian batin. Saat Tuhan menyetujui sesuatu, Ia menumbuhkan perasaan mantab, yakin, setuju, dan sejahtera dalam hati kita. Kesaksian batin ini didefinisikan oleh Roberts Liardon (1995) sebagai isyarat roh atau sebagai tanda untuk ”jalan terus” atau ”stop” dari Roh Kudus.
Kedua, Tuhan memberi petunjuk melalui suara batin dalam diri kita. Kadang-kadang, roh kita yang sudah dipenuhi Roh Kudus, berbicara dengan lembut. Inilah yang disebut suara hati, yang harus dijaga kemurniannya supaya tidak tumpul (Rom 2:15; 9:1).
Ketiga, Tuhan berkata-kata melalui Roh-Nya (Roh Kudus). Kadang, suara Roh Kudus terdengar secara fisik di telinga kita. Hal ini dialami oleh Samuel kecil. Ia mendengar suara Roh Kudus yang dikira suara imam Eli: ”Samuel, Samuel!” (1 Sam 3:4).
Keempat, Tuhan berbicara melalui penglihatan-penglihatan (vision). Suatu malam, Paulus menerima penglihatan tentang orang Makedonia yang berdiri dan berkata: ”Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!” (Kis 16:9). Penglihatan dapat dibedakan: (1) penglihatan terbuka [open vision], penglihatan yang sangat nyata, terlihat tanpa menutup mata karena si pelihat langsung mengamati gejala adikodrati yang muncul di alam materi, misalnya ketika Maria dan para gembala melihat dan berdialog dengan malaikat [Luk 1:26-38; 2:8-15], (2) penglihatan yang diberikan pada saat kita diliputi Roh [semacam keadan trance karena jamahan Roh Kudus], misalnya seperti yang dialami Petrus di Yope [Kis 10:9-10].
Kelima, Tuhan berbicara melalui mimpi-mimpi (night vision). Jika Tuhan berbicara kepada Maria melalui open vision, Tuhan berbicara kepada Yusuf melalui night vision (Mat 1:20-21). Yusuf bin Yakub juga memperoleh petunjuk melalui mimpi-mimpi (Kej 37:5).
Keenam, Tuhan berbicara melalui nubuatan (prophecy). Peter Wagner (2000) mendefinisikan karunia nubuat sebagai suatu kemampuan istimewa yang diberikan Roh Kudus untuk menangkap dan mengkomunikasikan suara Tuhan melalui perkataan yang diurapi. Paulus mendorong supaya kita bertumbuh dalam karunia ini sehingga bisa menguatkan dan membangun orang lain (1 Kor 14:1).
ROH KUDUS MEMBERI KUASA
Pada awal berdirinya Gereja, Yesus memberikan janji tentang kuasa (dunamis). Kata-Nya, ”Tetapi kamu akan menerima kuasa (dunamis), kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8). Sejarah selanjutnya memang mencatat kebenaran itu. Petrus yang sebelumnya tidak berdaya – bahkan sempat menyangkali Kristus – bangkit setelah dipenuhi Roh Kudus. Sebegitu diurapinya dia sehingga sekali berkotbah saja 3.000 orang bertobat (Kis 2:40-41). Roh Kudus adalah ”faktor dinamika sentral” bagi pertumbuhan Gereja, juga sampai sekarang ini.
Kecuali mendiami dan memenuhi sehingga manusia percaya bisa bertumbuh semakin menjadi seperti Kristus, Roh Kudus juga memberikan kuasa (dunamis) supaya orang percaya bisa efektif menginjil dan melayani Tuhan. Paulus menegaskan bagaimana Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu sebagai berikut: ”Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Kor 12:7-11).
Tidak heran jika banyak hamba Tuhan dipakai dalam pelayanan-pelayanan supranatural. Ada pengkotbah yang diurapi sehingga menyampaikan nubuatan-nubuatan. Ada para pemuji yang menyembah Tuhan dengan karunia bahasa roh. Ada penginjil-penginjil yang pelayanannya disertai mujizat-mujizat dan kesembuhan-kesembuhan illahi
0 comments:
Post a Comment