Tini dan Tono adalah pasangan baru yg hidupnya pas-pasan. Meskipun kehidupan sehari-harinya sederhana, tetapi pasangan ini kaya akan cinta. Tak mau kalah dengan gaya hidup orang kota besar, hari Valentine lalu juga mereka rayakan dengan saling menukar kado. Semula Tini bingung, hadiah apa yang akan diberikan pada suaminya. Akhirnya diputuskan, rantai arloji tangan untuk menggantikan milik suaminya yang sudah putus. Lantaran tak punya duit, Tini memilih jalan nekad. Ia sengaja memotong rambutnya yang panjangnya sampai lutut dan menjualnya. Dari hasil menjual rambut, ia bisa membeli rantai arloji.
Tini lalu pulang ke rumah dengan penuh harap. Suaminya pasti senang karena arloji satu-satunya hadiah pernikahan yang masih tersisa akan bisa dipakai lagi. Padahal, sesungguhnya hatinya gundah. Selama ini Tono amat mengagumi rambutnya yang panjang dan indah itu. Kecewakah Tono lantaran ia memotong rambutnya?
Tini terkejut mendapati sang suami sudah pulang terlebih dulu dan menunggunya di ruang tamu. Tangan Tono menggenggam sebuah bingkisan kado yang siap diberikan pada istri tercinta. Sesaat ia terkesima melihat rambut istrinya yang terpotong pendek. Meski tak bicara sepatah kata pun, wajahnya menyiratkan rasa kecewa. Ia lantas menyorongkan kadonya ke hadapan sang istri. Ketika membuka bingkisan kecil itu, mata Tini terbelalak. Sekejap, air matanya berlinangan. Di dalam kotak kecil, tampak sebuah sisir lipat model baru berwarna perak yang amat cocok untuk rambut panjangnya. Sebaliknya, begitu Tono membuka dan melihat hadiah dari sang istri, ia terperangah. Ah! Sebuah rantai jam cantik berlapis emas, cocok untuk arlojinya. Sesaat kemudian Tini mengetahui bahwa Tono telah menggadaikan arlojinya agar ia mendapat uang untuk membeli sisir.
Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong sisir yang indah untuk rambut kekasihnya.
Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; Mereka masing - masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan
kepada pasangannya...
Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat - sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu."(Yohanes 15 :13, 14)
Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; Mereka masing - masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan
kepada pasangannya...
Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat - sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu."(Yohanes 15 :13, 14)
0 comments:
Post a Comment